“Paul sebagai penjuru!”
“Siap..Paul sebagai penjuru..brok..”
Tentu komando di atas tidak asing lagi di telinga anggota Pleton Inti Santo Paulus. Bagaimana tidak, dulu, setiap latihan para calon anggota TONTI yang selalu mengikuti larut di lapangan tengah, otomatis sudah sangat familier dengan suara danton yang memanggil penjuru besar. Larut adalah istilah latihan rutin yang sering dilaksanakan setiap hari Jum’at di sekolah.
Tanpa memperdulikan teman yang sedang asyik diajak ngobrol atau bercanda, begitu mendengarkan komando danton, si penjuru besar langsung mengambil posisi sikap siap sempurna lalu dengan tegas menjawab,”Siap, (nama) sebagai penjuru!”
Penjuru besar kemudian berlari dan berhenti satu-dua langkah di depan danton.
“Brak bruk brak bruk..” derap langkah para calon anggota yang sedang berlari menuju penjuru besar dan pada akhirnya membentuk shaf seperti yang diperintahkan danton.
“Luruskan !” perintah penjuru besar yang tadinya dipanggil pertama kali oleh danton. Begitu si penjuru besar memerintahkan pleton untuk meluruskan shaf, dengan segera pleton meluruskan shafnya dengan cara lencang kanan.
“Lurus!” aba-aba penjuru ketika pleton dirasa sudah cukup lurus.
Beginilah permulaan latihan TONTI. Dengan dikomandani oleh pelatih dari anggota para calon anggota TONTI dipanggil jika waktu sudah menunjukkan pukul 13.15. Materi gerakan yang diajarkan disesuaikan dengan jadwal latihan harian. Terkadang, pemberian materi dilakukan dengan tergesa-gesa (sistem akselerasi), tujuannya agar kami bisa menyelesaikan pelatihan tepat waktu (minimal siap untuk diterjunkan pada upacara bendera di awal tahun ajaran). Jika cata sudah memahami gerakan, materi lain segera ditambahkan. Ketika adzan ashar sudah terdengar, berarti waktu istirahat akan datang, dan raut muka kami pun terlihat lebih bahagia.
Sekitar pukul 15.30 kami diperbolehkan beristirahat. Di sela-sela waktu istirahat yang berkisar 15-20 menit itu kami ISMI, alias istirahat, dan minum. Setelah itu kami melanjutkan latihan. Waktu selesai latihan telah tiba (dulu selesai latihan pukul 16.30). Pleton putra dan putri dishafkan secara berhadapan. Kemudian pleton pelatih membuat shaf di jarak antara pleton purta-putri dengan menghadap ke arah kami. Selanjutnya adalah pemberian koreksi terhadap kami. Dan yang tak bisa ditinggalkan…
SP Jaya!!!...Jaya! SP Jaya!!! …Jaya! SP Jaya..Jaya! Jaya..Jaya Sepanjang Masa!
INGAT … KITA DIBESARKAN OLEH PENGELAMAN, DITEMPA OLEH KESULITAN, DISATUKAN OLEH TUJUAN… SP JAYA!! SP Jaya!!!...Jaya! SP Jaya!!! …Jaya! SP Jaya..Jaya! Jaya..Jaya Sepanjang Masa!
Semboyan yang akan selalu menjadi dasar kami untuk berpijak dimanapun dalam situasi apapun. Semboyan yang selalu bisa menyemangati kami untuk bangkit ketika jatuh, membuat kami tersenyum ketika sedang bersedih, dan membuat kami takut tak pantas lagi mengucapkan semboyan itu ketika kami akan menyerah. Ya, makna semboyan itulah yang kami tanam dalam-dalam selama berada di SMA Pangudi Luhur Sedayu maupun sesudahnya, untuk berjuang demi Pleton Inti Santo Paulus dan tentunya demi SMA PL Sedayu tercinta.
Paulinus Sukadarma (Alumni/Angkatan 9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar